Senin, 04 Juni 2012

Sejarah Perkembangan Filsafat Ilmu

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena Dialah sehingga pembuatan makalah ini dengan judul Sejarah Filsafat Ilmu boleh diselesaikan dengan baik. Filsafat dan ilmu adalah dua bidang pengetahuan yang saling berhubungan dan banyak orang telah mendeskripsikan pengetahuan mereka tentang Filsafat dan Ilmu. Namun juga banyak orang yang telah mempelajari tentang Filsafat dan Ilmu akan tetapi mereka tidak mengetahui sejarah serta perkembangan filsafat dan ilmu. Oleh karena itu, dalam penulisan makalah ini penulis akan menjelaskan mengenai sejarah filsafat dan ilmu.
            Makalah ini didedikasikan kepada semua pembaca khusunya mahasiswa Universitas Negeri Manado. Dan jika dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan ataupun hal-hal yang tidak menyenangkan hati pembaca, maka saya sebagai penulis memohon maaf dan meminta kritik dan saran dari para pembaca sekalian.
Penulis
Christianto N. Langkay
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Tujuan Penulisan
BAB II. PEMBAHASAN
A.    Pra Yunani Kuno (abad 15-7 SM)
B.     Zaman Yunani kuno (abad-7-2 SM)
C.     Zaman Pertengahan (Abad 2- 14 SM)
D.    Masa Renaissance (14-17 M)
E.     Perkembangan Filsafat Zaman Modern (17-19 M)
F.      Zaman Kontemporer
BAB III. PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Dalam kontek sejarah perlu kiranya mengetahui sejarah perkembanganilmu dan falsafahnya. Sinergi dengan pernyataan tentang kesatuan sejarah,yang artinya bahwa pengetahuan harus mengabdi pada umat dan manusia.Disinilah perlunya kita tinjau filsafat ilmu dan sejarah perkembangannyasecara integral. Dalam mempelajari sejarah perkembangan ilmu tentu saja kitatidak bisa berpaling dari asal filsafat itu sendiri yaitu Yunani, denganpembagian klasifikasi secara periodik.Filsafat ilmu berkembang dari masa ke masa sejalan denganperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta realitas sosial. Dimulaidengan aliran rasionalisme-empirisme , kemudian kritisisme dan positivisme.Karena setiap periode mempunyai ciri khas tertentu dalamperkembangan ilmu pengetahuan. Penemuan-penemuan demi penemuan yangdiakukan oleh manusia hingga zaman sekarang ini tidaklah terpusat di satutempat atau wilayah tertentu.
B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan penjelasan dapat diambil suatu rumusan dari penulisanmakalah ini. Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini yaitu:
a.Untuk mengetahui sejarah filsafat ilmu
b.Untuk mengetahui perkembangan filsafat ilmu
 
BAB II
PEMBAHASAN
            Dalam sejarah perkembangannya sebagaimana yang terjadi di dunia Islam dengan kelahiran mu’tazilah yang mengedepankan akal (rasio) sekitar (abad 2H/8M), di dunia Eropa juga lahir gerakan Aufklarung (abad 11 H/17 M). Kedua sisi ini hendak merasionalkan agama. Mu’tazilah menolak adanya sifat-sifatTuhan dan Aufklarung menolak trinitas sebagai sifat Tuan. Alam Aufklarunginilah dalam perkembangannya telah membuat peradaban Eropa menjurus padapemujaan akal. Mereka  berpendapat bahwa antara ilmu dan agama terjadipertentangan yang keras, ilmu pengetahuan berkembang pada dunianya danagama pada dunia yang lain. Dalam persoalan ini lahirlah sikap sekuleristik dalamilmu pengetahuan.Liberalisasi, emensipasi, otonomi pribadi, dan otoritas rasio yang begitudiagungkan merupakan nilai-nilai kejiwaan yang selalu mewarnai sikap mentalmanusia Barat semenjak zaman renaissance (abad 15) dan Aufklaerung (abad ke18) yang memungkinkan mereka melakukan tinggal landas mengarungi dirgantarailmu pengetahuan yang tiada bertepi dengan hasil-hasil sebagaimana merekamiliki hingga sekarang ini.Zaman perkembangan ilmu yang paling menentukan dasar kemajuan ilmusekarang ini ialah sejak zaman sekarang ini ialah sejak abad ke 17 dengandorongan beberapa hal: pertama : untuk mengembalikan keputusan danpernyataan-pernyataan ilmiah lalu menonjolkan peranan matematik sebagai saranapenunjang pemikiran ilmiah. Dalam angka inilah mulainya menonjol peranan penggunaan angka Arab di Eropa (angka yang kita kenal di dunia sekarang)karena dinilai lebih sederhana dan praktis dari pada angka –angka Romawi.Adapun angka Arab itu sendiri dikembangkan dan berasal dari kebudayaan India.Faktor yang kedua dalam revolusi ilmu di abad ke 17, ialah makin gigihnya parailmuwan menggunakan pengamatan dan eksperimen, dalam membuktikankebenaran-kebenaran preposisi ilmu.Namun J.B.Bury menyangkal bahwa kemajuan ilmu tidak terdapat padaabad pertengahan bahkan tidak terdapat pada awal Renaissance ,tetapi baru abadke -17, sebagai hasil dari rumusan Cartesius tentang dua aksioma yaitu :1) berkuasanya akal manusia dan 2) tak berubah-ubahnya hukum alam.Perkembangan pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu kepada peradabanYunani .Oleh karena itu periodesasi perkembangan ilmu disusun mulai dariperadaban Yunani kemudian diakhiri pada penemuan-penemuan pada zamankontemporer. Secara singkat periodesasi perkembangan ilmu dapat digambarkansebagai berikut :
A.Pra Yunani Kuno (abad 15-7 SM)
Dalam sejarah perkembangan peradaban manusia. Yakni ketika belummengenal peralatan seperti yang dipakai sekarang ini. Pada masa itu manusiamasih menggunakan batu sebagai peralatan. Masa zaman batu berkisar antara4 juta tahun sampai 20.000 tahun sebelum masehi. Sisa peradaban manusiayang ditemukan pada masa ini antara lain: alat-alat dari batu, tulang belulangdari hewan, sisa beberapa tanaman, gambar-gambar digua-gua, tempat-tempatpenguburan, tulang belulang manusia purba. Evolusi ilmu pengetahuan dapat diruntut melalui sejarah perkembangan pemikiran yang terjadi di Yunani,Babilonia, Mesir, China, Timur Tengah dan Eropa.
B.Zaman Yunani kuno (abad-7-2 SM)
Zaman Yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karenapada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengeluarkan ide-ide ataupendapatnya, Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudangnya ilmu danfilsafat, karena Yunani pada masa itu tidak mempercayai mitologi-mitologi.Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima pengalaman-pengalaman yangdidasarkan pada sikap menerima saja (receptive attitude) tetapi menumbuhkananquiring attitude (senang menyelidiki secara kritis).Sikap inilah yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli-ahlipikir yang terkenal sepanjang masa. Beberapa tokoh yang terkenal pada masaini antara lain : Thales, Demokrates dan Aristoteles.
 C.Zaman Pertengahan (Abad 2- 14 SM)
Zaman pertengahan (middle age) ditandai dengan para tampilnyatheolog di lapangan ilmu pengetahuan. Ilmuwan pada masa ini adalah hampirsemuanya para theolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitaskeagamaan. Atau dengan kata lain kegiatan ilmiah diarahkan untuk mendukung kebenaran agama. Semboyan pada masa ini adalah AnchilaTheologia (abdi agama). Peradaban dunia Islam terutama abad 7 yaitu Zamanbani Umayah telah menemukan suatu cara pengamatan stronomi, 8 abadsebelum Galileo Galilie dan Copernicus. Sedangkan peradaban Islam yangmenaklukan Persia pada abad 8 Masehi, telah mendirikan Sekolah kedokteran dan Astronomi di Jundishapur. Pada masa keemasan kebudayaan Islam,dilakukan penerjemahan berbagai karya Yunani. Dan bahkan khalifahAl_Makmun telah mendirikan rumah Kebijaksanaan (House of Wisdom) /  Baitul Hikmah pada abad 9. Pada abad ini Eropa mengalami zaman kegelapan(dark age).
D.Masa Renaissance (14-17 M)
Renaisance merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan danperubahan yang mengandung arti bagi perkembangan ilmu. Zaman yang menyaksikan dilancarkannya tantangan gerakan reformasi terhadap keesaandan supremasi gereja katolik Roma,bersamaan dengan berkembangnyahumanisme. Zaman ini juga merupakan penyempurnaan kesenian, keahlian,dan ilmu yang diwujudkan dalam diri jenius serba bisa, Leonardo Da Vinci.Penemuan percetakan (kira-kira 1440 M) oleh kolumbus memberikandorongan lebih keras untuk meraih kemajuan ilmu. Kelahiran kembali sastradi Inggris, Prancis, dan Spayol diwakili Shakespeare, Spencer, Rabelais, danRonsard. Pada masa itu, seni musik juga mengalami perkembagan. Adanyapenemuan para ahli perbintangan seperti Copernicus dan Galileo menjadidasar munculnya astronomi modern yang merupakan titik balik dalampemikiran ilmu dan filsafat.
 Tidaklah mudah membuat garis batas yang tegas antara zamanRenaisance dengan zaman modern. Sementara orang menganggap bahwazaman modernhanyalah perluasan Renaisance. Akan tetapi, pemikiran ilmiah membawa manusia lebih maju kedepan dengan kecepatan yang besar, berkatkemampuan-kemampuan yang dihasilkan oleh masa-masa sebelumnya.Manusia maju dengan langkah raksasa dari zaman uap ke zaman listrik,kemudian ke zaman atom, elektron, radio, televisi, roket dan zaman ruangangkasa.
E. Perkembangan Filsafat Zaman Modern (17-19 M)
Zaman ini ditandai dengan berbagai dalam bidang ilmiah, serta filsafatdari berbagai aliran muncul. Pada dasarnya corak secara keseluruhan bercorak sufisme Yunani. Paham – paham yang muncul dalam garis besarnya adalahRasionalisme, Idialisme, dengan Empirisme. Paham Rasionalismemengajarkan bahwa akal itulah alat terpenting dalam memperoleh danmenguji pengetahuan. Ada tiga tokoh penting pendukung rasionalisme ini,yaitu Descartes, Spinoza, dan Leibniz.  Sedangkan aliran Idialisme mengajarkan hakekat fisik adalah jiwa,spirit. Ide ini merupakan ide Plato yang memberikan jalan untuk memperlajaripaham idealisme zaman modern. Para pengikut aliran/paham ini padaumumnya, sumber filsafatnya mengikuti filsafat kritisisismenya ImmanuelKant. Fitche (1762-1814) yang dijuluki sebagai penganut Idealisme subyektif merupakan murid Kant. Sedangkan Scelling, filsafatnya dikenal denganfilsafat Idealisme Objektif .Kedua Idealisme ini kemudian disintesakan dalamFilsafat Idealisme Mutlak Hegel.
Pada Paham Empirisme mengajarkan bahwa tidak ada sesuatu dalampikiran kita selain didahului oleh pengalaman. ini bertolak belakang denganpaham rasionalisme. Mereka menentang para penganut rasionalisme yangberdasarkan atas kepastian-kepastian yang bersifat apriori. Pelopor aliran iniadalah Thomas Hobes Jonh locke,dan David Hume.
F.Zaman Kontemporer
Yang dimaksud dengan zaman kontemporer adalah dalam kontek iniadalah era tahun-tahun terakhir yang kita jalani hingga saat sekarang. Halyang membedakan pengamatan tentang ilmu pada zaman sekarang adalahbahwa zaman modern adalah era perkembangan ilmu yang berawal sejak sekitar abad ke-15, sedangkan kontemporer memfokuskan sorotannya padaberbagai perkembangan terakhir yang terjadi hingga saat sekarang. Beberapacontoh perkembangan ilmu kontemporer adalah : Santri, Priyayi, danAbangan. Lebih lanjut Semenjak tahun 1960 filsafat ilmu mengalamiperkembangan yang sangat pesat, terutama sejalan dengan pesatnyaperkembangan ilmu dan teknologi yang ditopang penuh oleh positivisme-empirik, melalui penelaahan dan pengukuran kuantitatif sebagai andalanutamanya. Berbagai penemuan teori dan penggalian ilmu berlangsung secaramengesankan.Pada periode ini berbagai kejadian dan peristiwa yang sebelumnyamungkin dianggap sesuatu yang mustahil, namun berkat kemajuan ilmu danteknologi dapat berubah menjadi suatu kenyataan. Bagaimana pada waktu ituorang dibuat tercengang dan terkagum-kagum, ketika Neil Amstrong benar-benar menjadi manusia pertama yang berhasil menginjakkan kaki di Bulan.Begitu juga ketika manusia berhasil mengembangkan teori rekayasa genetikadengan melakukan percobaan cloning pada kambing, atau mengembangkancyber technology, yang memungkinkan manusia untuk menjelajah duniamelalui internet. Semua keberhasilan ini kiranya semakin memperkokohkeyakinan manusia terhadap kebesaran ilmu dan teknologi. Memang, tidak dipungkiri lagi bahwa positivisme-empirik yang serba matematik, fisikal,reduktif dan free of value telah membuktikan kehebatan dan memperolehkejayaannya, serta memberikan kontribusi yang besar dalam membangunperadaban manusia seperti sekarang ini.Namun, dibalik keberhasilan itu, ternyata telah memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak sederhana, dalam bentuk kekacauan, krisis danchaos yang hampir terjadi di setiap belahan dunia ini. Alam menjadi marahdan tidak ramah lagi terhadap manusia, karena manusia telah memperlakukandan mengexploitasinya tanpa memperhatikan keseimbangan dankelestariannya. Berbagai gejolak sosial hampir terjadi di mana-mana sebagaiakibat dari benturan budaya yang tak terkendali.Kesuksesan manusia dalam menciptakan teknologi-teknologi raksasaternyata telah menjadi bumerang bagi kehidupan manusia itu sendiri. Raksasa-raksasa teknologi yang diciptakan manusia itu seakan-akan berbalik untuk menghantam dan menerkam si penciptanya sendiri, yaitu manusia.Berbagai persoalan baru sebagai dampak dari kemajuan ilmu danteknologi yang dikembangkan oleh kaum positivisme-empirik, telah memunculkan berbagai kritik di kalangan ilmuwan tertentu. Kritik yang sangat tajam muncul dari kalangan penganut “Teori Kritik Masyarakat”,
Kritik terhadap positivisme, kurang lebih bertali temali dengan kritik terhadapdeterminisme ekonomi, karena sebagian atau keseluruhan bangunandeterminisme ekonomi dipancangkan dari teori pengetahuan positivistik.Positivisme juga diserang oleh aliran kritik dari berbagai latar belakang dandidakwa berkecenderungan meretifikasi dunia sosial. Selain itu Positivismedipandang menghilangkan pandangan aktor, yang direduksi sebatas entitas  pasif yang sudah ditentukan oleh “kekuatan-kekuatan natural”. Pandangan teoritikus kritik dengan kekhususan aktor, di mana mereka menolak ide bahwaaturan aturan umum ilmu dapat diterapkan tanpa mempertanyakan tindakan manusia. Akhirnya “ Teori Kritik Masyarakat” menganggap bahwa positivisme dengan sendirinya konservatif, yang tidak kuasa menantangsistem yang eksis.Senada dengan pemikiran di atas, Nasution (1996:4) mengemukan pulatentang kritik post-positivime terhadap pandangan positivisme yang bercirikanfree of value, fisikal, reduktif dan matematika.Aliran post-positivime tidak menerima adanya hanya satu kebenaran,. Rich (1979) mengemukakan “There is no the truth nor a truth – truth is notone thing, -or even a system. It is an increasing completely” Pengalaman manusia begitu kompleks sehingga tidak mungkin untuk diikat oleh sebuahteori. Freire (1973) mengemukakan bahwa tidak ada pendidikan netral, maka tidak ada pula penelitian yang netral. Usaha untuk menghasilkan ilmu sosial yang bebas nilai makin ditinggalkan karena tak mungkin tercapai dan karena itu bersifat “self deceptive” atau penipuan diri dan digantikan oleh ilmu sosial yang berdasarkan ideologi tertentu. Hesse (1980) mengemukakan bahwa kenetralandalam penelitian sosial selalu merupakan problema dan hanya merupakansuatu ilusi. Dalam penelitian sosial tidak ada apa yang disebut “obyektivitas”.“ Knowledge is a’socially contitued’, historically embeded, and valuationally.
 Namun ini tidak berarti bahwa hasil penelitian bersifat subyektif semata-mata, oleh sebab penelitian harus selalu dapat dipertanggung- jawabkan secara empirik, sehingga dapat dipercaya dan diandalkan.
 
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari pembahasan Diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan :
1.Bahwa filsafat ilmu mengalami sejarah yang panjang sejalan denganperkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.
2.Bahwa perkembangan ilmu pengetahuan tidak bisa lepas dari perkembanganpemikiran secara teoritis yaitu senantiasa mengacu kepada peradabanYunani .Oleh karena itu periodesasi perkembangan ilmu disusun mulai dariperadaban Yunani kemudian diakhiri pada penemuan-penemuan padazaman kontemporer.
3.Penemuan-penemuan yang spektakuler terjadi sepanjang zaman dari masaPra Yunani kuno sampai pada masa kontemporer tentu saja sangatdipengaruhi oleh tokoh pemikir (filosof) yang hidup pada zaman masing-masing dan menambah kekayaan khasanah ilmu pengetahuan khususnyacabang filsafat yaitu filsafat ilmu.
B. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan adalah :
1.         Seharusnya kita sebagai calon pendidik haruslah banyak mengetahui tentang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, dan siapa saja penemu yang berperan penting dalam kehidupan ini.
2.        Sebagai umat yang beriman, kita seharusnya mengetahui batasan-bataan dalam pengembangan ilmu itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar