KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa karena Dialah sehingga pembuatan makalah ini dengan judul Sejarah
Filsafat Ilmu boleh diselesaikan dengan baik. Filsafat dan ilmu adalah dua
bidang pengetahuan yang saling berhubungan dan banyak orang telah
mendeskripsikan pengetahuan mereka tentang Filsafat dan Ilmu. Namun juga banyak
orang yang telah mempelajari tentang Filsafat dan Ilmu akan tetapi mereka tidak
mengetahui sejarah serta perkembangan filsafat dan ilmu. Oleh karena itu, dalam
penulisan makalah ini penulis akan menjelaskan mengenai sejarah filsafat dan
ilmu.
Makalah ini didedikasikan
kepada semua pembaca khusunya mahasiswa Universitas Negeri Manado. Dan jika
dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan ataupun hal-hal yang
tidak menyenangkan hati pembaca, maka saya sebagai penulis memohon maaf dan
meminta kritik dan saran dari para pembaca sekalian.
Penulis
Christianto N. Langkay
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Tujuan Penulisan
BAB II. PEMBAHASAN
A.
Pra Yunani Kuno (abad 15-7 SM)
B.
Zaman Yunani kuno (abad-7-2 SM)
C.
Zaman Pertengahan (Abad 2- 14 SM)
D.
Masa Renaissance (14-17 M)
E.
Perkembangan Filsafat Zaman Modern (17-19 M)
F.
Zaman Kontemporer
BAB III. PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Dalam kontek sejarah perlu kiranya mengetahui sejarah perkembanganilmu dan
falsafahnya. Sinergi dengan pernyataan tentang kesatuan sejarah,yang artinya
bahwa pengetahuan harus mengabdi pada umat dan manusia.Disinilah perlunya kita
tinjau filsafat ilmu dan sejarah perkembangannyasecara integral. Dalam
mempelajari sejarah perkembangan ilmu tentu saja kitatidak bisa berpaling dari
asal filsafat itu sendiri yaitu Yunani, denganpembagian klasifikasi secara
periodik.Filsafat ilmu berkembang dari masa ke masa sejalan denganperkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta realitas sosial. Dimulaidengan aliran
rasionalisme-empirisme , kemudian kritisisme dan positivisme.Karena setiap
periode mempunyai ciri khas tertentu dalamperkembangan ilmu pengetahuan.
Penemuan-penemuan demi penemuan yangdiakukan oleh manusia hingga zaman sekarang
ini tidaklah terpusat di satutempat atau wilayah tertentu.
B. Tujuan
Penulisan
Berdasarkan penjelasan dapat diambil suatu rumusan dari penulisanmakalah
ini. Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini yaitu:
a.Untuk mengetahui sejarah filsafat ilmu
b.Untuk mengetahui perkembangan filsafat ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam sejarah perkembangannya
sebagaimana yang terjadi di dunia Islam dengan kelahiran mu’tazilah yang
mengedepankan akal (rasio) sekitar (abad 2H/8M), di dunia Eropa juga lahir
gerakan Aufklarung (abad 11 H/17 M). Kedua sisi ini
hendak merasionalkan agama. Mu’tazilah menolak adanya sifat-sifatTuhan dan
Aufklarung menolak trinitas sebagai sifat Tuan. Alam Aufklarunginilah dalam
perkembangannya telah membuat peradaban Eropa menjurus padapemujaan akal.
Mereka berpendapat bahwa antara ilmu dan agama
terjadipertentangan yang keras, ilmu
pengetahuan berkembang pada dunianya danagama pada dunia yang lain.
Dalam persoalan ini lahirlah sikap sekuleristik dalamilmu
pengetahuan.Liberalisasi, emensipasi, otonomi pribadi, dan otoritas rasio yang
begitudiagungkan merupakan nilai-nilai kejiwaan yang selalu mewarnai sikap
mentalmanusia Barat semenjak zaman renaissance (abad 15) dan Aufklaerung (abad
ke18) yang memungkinkan mereka melakukan tinggal landas mengarungi
dirgantarailmu pengetahuan yang tiada bertepi dengan hasil-hasil sebagaimana
merekamiliki hingga sekarang ini.Zaman perkembangan ilmu yang paling menentukan
dasar kemajuan ilmusekarang ini ialah sejak zaman sekarang ini ialah sejak abad
ke 17 dengandorongan beberapa hal: pertama
: untuk mengembalikan keputusan danpernyataan-pernyataan ilmiah lalu
menonjolkan peranan matematik sebagai saranapenunjang pemikiran ilmiah. Dalam
angka inilah mulainya menonjol peranan penggunaan
angka Arab di Eropa (angka yang kita kenal di dunia sekarang)karena
dinilai lebih sederhana dan praktis dari pada angka –angka Romawi.Adapun
angka Arab itu sendiri dikembangkan dan berasal dari kebudayaan India.Faktor
yang kedua dalam revolusi ilmu di abad ke 17, ialah makin gigihnya parailmuwan
menggunakan pengamatan dan eksperimen, dalam membuktikankebenaran-kebenaran
preposisi ilmu.Namun J.B.Bury menyangkal bahwa kemajuan ilmu tidak terdapat
padaabad pertengahan bahkan tidak terdapat pada awal Renaissance ,tetapi baru
abadke -17, sebagai hasil dari rumusan Cartesius tentang dua aksioma yaitu :1)
berkuasanya akal manusia dan 2) tak berubah-ubahnya hukum alam.Perkembangan
pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu kepada peradabanYunani .Oleh
karena itu periodesasi perkembangan ilmu disusun mulai dariperadaban Yunani
kemudian diakhiri pada penemuan-penemuan pada zamankontemporer. Secara singkat
periodesasi perkembangan ilmu dapat digambarkansebagai berikut :
A.Pra Yunani Kuno (abad 15-7 SM)
Dalam
sejarah perkembangan peradaban manusia. Yakni ketika belummengenal peralatan
seperti yang dipakai sekarang ini. Pada masa itu manusiamasih menggunakan batu
sebagai peralatan. Masa zaman batu berkisar antara4 juta tahun sampai 20.000
tahun sebelum masehi. Sisa peradaban manusiayang ditemukan pada masa ini antara
lain: alat-alat dari batu, tulang belulangdari hewan, sisa beberapa tanaman,
gambar-gambar digua-gua, tempat-tempatpenguburan, tulang belulang manusia
purba. Evolusi ilmu pengetahuan dapat diruntut melalui sejarah perkembangan
pemikiran yang terjadi di Yunani,Babilonia, Mesir, China, Timur Tengah dan
Eropa.
B.Zaman Yunani kuno (abad-7-2 SM)
Zaman Yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan
filsafat, karenapada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengeluarkan
ide-ide ataupendapatnya, Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudangnya ilmu
danfilsafat, karena Yunani pada masa itu tidak mempercayai
mitologi-mitologi.Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima pengalaman-pengalaman
yangdidasarkan pada sikap menerima saja (receptive attitude) tetapi
menumbuhkananquiring attitude (senang menyelidiki secara kritis).Sikap inilah
yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli-ahlipikir yang terkenal sepanjang masa. Beberapa tokoh yang terkenal pada
masaini antara lain : Thales, Demokrates dan Aristoteles.
C.Zaman Pertengahan (Abad 2- 14 SM)
Zaman
pertengahan (middle age) ditandai dengan para tampilnyatheolog di lapangan ilmu
pengetahuan. Ilmuwan pada masa ini adalah hampirsemuanya para theolog, sehingga
aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitaskeagamaan. Atau dengan kata lain
kegiatan ilmiah diarahkan untuk mendukung
kebenaran agama. Semboyan pada masa ini adalah AnchilaTheologia (abdi
agama). Peradaban dunia Islam terutama abad 7 yaitu Zamanbani Umayah telah
menemukan suatu cara pengamatan stronomi, 8 abadsebelum Galileo Galilie dan
Copernicus. Sedangkan peradaban Islam yangmenaklukan Persia pada abad 8 Masehi,
telah mendirikan Sekolah kedokteran dan
Astronomi di Jundishapur. Pada masa keemasan kebudayaan Islam,dilakukan
penerjemahan berbagai karya Yunani. Dan bahkan khalifahAl_Makmun telah
mendirikan rumah Kebijaksanaan (House of Wisdom) / Baitul Hikmah pada abad 9. Pada abad ini Eropa mengalami
zaman kegelapan(dark age).
D.Masa Renaissance (14-17 M)
Renaisance merupakan era sejarah
yang penuh dengan kemajuan danperubahan yang mengandung arti bagi perkembangan
ilmu. Zaman yang menyaksikan
dilancarkannya tantangan gerakan reformasi terhadap keesaandan supremasi gereja
katolik Roma,bersamaan dengan berkembangnyahumanisme. Zaman ini juga merupakan
penyempurnaan kesenian, keahlian,dan ilmu yang diwujudkan dalam diri jenius
serba bisa, Leonardo Da Vinci.Penemuan percetakan (kira-kira 1440 M) oleh
kolumbus memberikandorongan lebih keras untuk meraih kemajuan ilmu. Kelahiran
kembali sastradi Inggris, Prancis, dan Spayol diwakili Shakespeare, Spencer,
Rabelais, danRonsard. Pada masa itu, seni musik juga mengalami perkembagan.
Adanyapenemuan para ahli perbintangan seperti Copernicus dan Galileo
menjadidasar munculnya astronomi modern yang merupakan titik balik
dalampemikiran ilmu dan filsafat.
Tidaklah mudah membuat garis batas yang tegas
antara zamanRenaisance dengan zaman modern. Sementara orang menganggap
bahwazaman modernhanyalah perluasan Renaisance. Akan tetapi, pemikiran ilmiah membawa manusia lebih maju kedepan dengan kecepatan yang besar, berkatkemampuan-kemampuan
yang dihasilkan oleh masa-masa sebelumnya.Manusia maju dengan langkah raksasa
dari zaman uap ke zaman listrik,kemudian ke zaman atom, elektron, radio,
televisi, roket dan zaman ruangangkasa.
E. Perkembangan Filsafat Zaman Modern
(17-19 M)
Zaman ini ditandai dengan berbagai dalam bidang ilmiah,
serta filsafatdari berbagai aliran muncul. Pada dasarnya corak secara
keseluruhan bercorak sufisme Yunani. Paham – paham yang muncul
dalam garis besarnya adalahRasionalisme, Idialisme, dengan Empirisme. Paham
Rasionalismemengajarkan bahwa akal itulah alat terpenting dalam memperoleh
danmenguji pengetahuan. Ada tiga tokoh penting pendukung rasionalisme ini,yaitu
Descartes, Spinoza, dan Leibniz. Sedangkan aliran Idialisme
mengajarkan hakekat fisik adalah jiwa,spirit. Ide ini merupakan ide Plato yang memberikan
jalan untuk memperlajaripaham idealisme zaman modern. Para
pengikut aliran/paham ini padaumumnya, sumber filsafatnya mengikuti filsafat
kritisisismenya ImmanuelKant. Fitche (1762-1814) yang dijuluki sebagai penganut
Idealisme subyektif merupakan murid Kant. Sedangkan Scelling, filsafatnya
dikenal denganfilsafat Idealisme Objektif .Kedua Idealisme ini kemudian
disintesakan dalamFilsafat Idealisme Mutlak Hegel.
Pada Paham Empirisme mengajarkan bahwa tidak ada
sesuatu dalampikiran kita selain didahului oleh pengalaman. ini bertolak
belakang denganpaham rasionalisme. Mereka menentang para penganut rasionalisme
yangberdasarkan atas kepastian-kepastian yang bersifat apriori. Pelopor aliran
iniadalah Thomas Hobes Jonh locke,dan David Hume.
F.Zaman Kontemporer
Yang
dimaksud dengan zaman kontemporer adalah dalam kontek iniadalah era tahun-tahun
terakhir yang kita jalani hingga saat sekarang. Halyang membedakan pengamatan
tentang ilmu pada zaman sekarang adalahbahwa zaman modern adalah era
perkembangan ilmu yang berawal sejak sekitar abad ke-15, sedangkan
kontemporer memfokuskan sorotannya padaberbagai perkembangan terakhir yang
terjadi hingga saat sekarang. Beberapacontoh perkembangan ilmu kontemporer
adalah : Santri, Priyayi, danAbangan. Lebih lanjut Semenjak tahun 1960 filsafat
ilmu mengalamiperkembangan yang sangat
pesat, terutama sejalan dengan pesatnyaperkembangan ilmu dan teknologi
yang ditopang penuh oleh positivisme-empirik, melalui penelaahan dan pengukuran
kuantitatif sebagai andalanutamanya. Berbagai penemuan teori dan penggalian
ilmu berlangsung secaramengesankan.Pada
periode ini berbagai kejadian dan peristiwa yang sebelumnyamungkin dianggap
sesuatu yang mustahil, namun berkat kemajuan ilmu danteknologi dapat berubah
menjadi suatu kenyataan. Bagaimana pada waktu ituorang dibuat tercengang dan
terkagum-kagum, ketika Neil Amstrong benar-benar menjadi manusia pertama yang
berhasil menginjakkan kaki di Bulan.Begitu juga ketika manusia berhasil
mengembangkan teori rekayasa genetikadengan
melakukan percobaan cloning pada kambing, atau mengembangkancyber
technology, yang memungkinkan manusia untuk menjelajah duniamelalui internet.
Semua keberhasilan ini kiranya semakin memperkokohkeyakinan manusia terhadap
kebesaran ilmu dan teknologi. Memang, tidak dipungkiri lagi bahwa
positivisme-empirik yang serba matematik, fisikal,reduktif dan free of value
telah membuktikan kehebatan dan memperolehkejayaannya, serta memberikan
kontribusi yang besar dalam membangunperadaban manusia seperti sekarang
ini.Namun, dibalik keberhasilan itu, ternyata telah memunculkan
persoalan-persoalan baru yang tidak sederhana, dalam bentuk kekacauan, krisis
danchaos yang hampir terjadi di setiap belahan dunia ini. Alam menjadi marahdan
tidak ramah lagi terhadap manusia, karena manusia telah memperlakukandan
mengexploitasinya tanpa memperhatikan keseimbangan dankelestariannya. Berbagai
gejolak sosial hampir terjadi di mana-mana sebagaiakibat dari benturan budaya
yang tak terkendali.Kesuksesan manusia dalam menciptakan teknologi-teknologi raksasaternyata
telah menjadi bumerang bagi kehidupan manusia itu sendiri. Raksasa-raksasa
teknologi yang diciptakan manusia itu seakan-akan berbalik
untuk menghantam dan menerkam si penciptanya sendiri, yaitu
manusia.Berbagai persoalan baru sebagai dampak dari kemajuan ilmu danteknologi
yang dikembangkan oleh kaum positivisme-empirik, telah memunculkan berbagai kritik di kalangan ilmuwan tertentu. Kritik yang sangat tajam muncul dari kalangan penganut “Teori Kritik Masyarakat”,
Kritik terhadap positivisme, kurang lebih bertali
temali dengan kritik terhadapdeterminisme ekonomi, karena sebagian atau
keseluruhan bangunandeterminisme ekonomi dipancangkan dari teori pengetahuan
positivistik.Positivisme juga diserang oleh aliran kritik dari berbagai latar
belakang dandidakwa berkecenderungan meretifikasi dunia sosial. Selain itu
Positivismedipandang menghilangkan pandangan aktor, yang direduksi sebatas
entitas pasif
yang sudah ditentukan oleh “kekuatan-kekuatan natural”. Pandangan teoritikus
kritik dengan kekhususan aktor, di mana mereka menolak ide bahwaaturan aturan
umum ilmu dapat diterapkan tanpa mempertanyakan tindakan manusia.
Akhirnya “ Teori Kritik Masyarakat” menganggap bahwa positivisme
dengan sendirinya konservatif, yang tidak kuasa menantangsistem yang eksis.Senada
dengan pemikiran di atas, Nasution (1996:4) mengemukan pulatentang kritik
post-positivime terhadap pandangan positivisme yang bercirikanfree of value,
fisikal, reduktif dan matematika.Aliran post-positivime tidak menerima adanya
hanya satu kebenaran,. Rich (1979) mengemukakan “There is no the truth nor a
truth – truth is notone thing, -or even a system. It is an increasing
completely” Pengalaman manusia begitu kompleks sehingga tidak mungkin untuk
diikat oleh sebuahteori. Freire (1973) mengemukakan bahwa tidak ada pendidikan
netral, maka tidak ada
pula penelitian yang netral. Usaha untuk menghasilkan ilmu sosial
yang bebas nilai makin ditinggalkan karena tak mungkin tercapai dan karena
itu bersifat “self deceptive” atau penipuan diri dan digantikan oleh ilmu
sosial yang berdasarkan
ideologi tertentu. Hesse (1980) mengemukakan bahwa kenetralandalam penelitian
sosial selalu merupakan problema dan hanya merupakansuatu ilusi. Dalam
penelitian sosial tidak ada apa yang disebut “obyektivitas”.“ Knowledge is
a’socially contitued’, historically embeded, and valuationally.
Namun ini tidak berarti bahwa hasil penelitian bersifat
subyektif semata-mata, oleh sebab penelitian harus selalu dapat
dipertanggung- jawabkan secara empirik, sehingga dapat dipercaya dan
diandalkan.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari pembahasan Diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan :
1.Bahwa filsafat ilmu mengalami sejarah yang panjang sejalan
denganperkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.
2.Bahwa perkembangan ilmu pengetahuan tidak bisa lepas dari
perkembanganpemikiran secara teoritis yaitu senantiasa mengacu kepada
peradabanYunani .Oleh karena itu periodesasi perkembangan ilmu disusun mulai
dariperadaban Yunani kemudian diakhiri pada penemuan-penemuan padazaman
kontemporer.
3.Penemuan-penemuan yang spektakuler terjadi sepanjang zaman dari masaPra
Yunani kuno sampai pada masa kontemporer tentu saja sangatdipengaruhi oleh
tokoh pemikir (filosof) yang hidup pada zaman masing-masing dan menambah kekayaan khasanah ilmu pengetahuan khususnyacabang
filsafat yaitu filsafat ilmu.
Saran yang dapat kami sampaikan adalah :
1. Seharusnya kita sebagai calon pendidik haruslah banyak mengetahui tentang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, dan siapa saja penemu yang berperan penting dalam kehidupan ini.
2. Sebagai umat yang beriman, kita seharusnya mengetahui batasan-bataan dalam pengembangan ilmu itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar